TA DIGITAL
Manajemen Pengkondisian Udara Sebagai Peluang Penghematan Energi Listrik pada Gedung Kantor (Studi Kasus Gedung Kerjasama LT2 POLINES)
Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Tingginyakonsumsi energi menimbulkan masalah dan ketimpangan dalam roda kehidupan masyarakat sekarang ini. Dalam sebuah bangunan gedung, konsumsi energi listrik terbesar salah satunya adalah sistem penyejuk udara. Pemilihan kapasitas dan penggunaan yang tidak terarah menimbulkan dampak terjadinya pemborosan dalam pemakaian energi listrik itu sendiri. Pemborosan dalam penggunaan sistem penyejuk udara juga berdampak terhadap biaya operasional bangunan gedung tersebut. Oleh karena itu dipandang perlu untuk menggunakan energi listrik seefisien mungkin.
Salah satu upaya dalam penghematan pemakaian energi listrik adalah dengan menganalisa efisiensi terhadap penggunaan sistem penyejuk udara dan manajemen pengaturan waktu pemakaian sistem penyejuk udara . Penghematan ini dilakukan tetap mempertimbangkan aspek kenyamanan daripada penghuni. Penghematan tersebut bermaksud untuk memperkecil terhadap kesalahan penggunaan sistem penyejuk udara yang berdampak terhadap pemborosan, baik dari segi pemborosan energi listrik yang digunakan dan pemborosan biaya operasional.
Kapasitas penyejuk udara di lapangan yaitu sebesar 4 PK. Hasil analisa menyatakan kapasitas 4 PK menimbulkan pemborosan dikarenakan tidak sesuai dengan kebutuhan. Jika berdasarkan analisis data hasil pengukuran, kapasitas yang seharusnya yaitu sebesar 2 PK yang mampu menghemat biaya operasional sebesar Rp.568.675,80/bulan atau dapat dikatakan mampu melakukan penghematan sebesar 50 %. Sedangkan berdasarkan analisis hasil perancangan SNI 03-6572-2001 , kapasitas yang seharusnya yaitu sebesar 3 PK yang mampu menghemat biaya operasional sebesar Rp. 284.377,90 atau dapat dikatakan mampu melakukan penghematan sebesar 25 %.
No other version available