TA DIGITAL
Perhitungan Tarif Sewa Kamar Dengan Metode Activity Based Costing Pada Hotel Srondol Indah Semarang Th 2009
Dalam penentuan harga pokok produk, Conventional Costing Method kurang sesuai lagi untuk diterapkan di era teknologi yang modern seperti ini. Karena metode ini mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya adalah informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercost/overcost terhadap produk. Adanya berbagai kelemahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan metode Activity Based Costing. Activity Based Costing adalah metode penentuan harga pokok yang menelusur biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara Conventional Costing Method dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan dalam metode ABC lebih banyak dibandingkan dalam ConventioanlCosting Method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan tarif sewa kamar dengan menggunakan metode ABC adalah kamar Deluxe Rp 279.509,66, Standard Rp 277.965,77, dan Bussiness Rp 179.520,68. Pada metode ABC, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver, yaitu kamar terpakai, KWh terpakai, air terpakai, jumlah tamu dan luas lantai kamar, sehingga dalam metode ABC telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.
No other version available