TA DIGITAL
Rancang Bangun Alat Pengering Ikan Asin dengan Sistem Vakum
Pengolahan ikan asin secara tradisional hampir selalu membutuhkan bantuan sinar matahari untuk mempercepat pengeringan. Lalat, debu, dan polusi udara juga membawa berbagai bakteri yang mengurangi higenitas ikan asin. Berdasarkan hal tersebut penulisan ini membahas tentang bagaimana merancang dan membuat alat pengering ikan asin dengan sistem vakum, agar pengeringan menjadi lebih cepat dan menjaga higienitas ikan asin. Pengujian dilakukan di area kampus Polines, dilakukan dari pagi hingga sore hari. Alat ini terdiri dari ruang vakum yang terbuat dari ferritic stainless steel karena stainless steel tahan terhadap korosi. Ditambah dengan steam trap yang berfungsi untuk mencegah uap air masuk ke pompa vakum listrik.
Pengambilan data dilakukan dengan metode pengamatan dan pengukuran terhadap berat ikan asin untuk mengetahui kadar airnya. Pengujian pertama dilakukan dengan 30 kg ikan basah, namun pengeringan tidak dapat berjalan dengan maksimal karena ikan bertumpuk-tumpuk menyebabkan laju pengeringan sangat lambat. Sehingga pengujian dilakukan dengan ikan segar seberat 15 kg sebanyak 3 kali. Percobaan I 15 kg ikan basah menghasilkan 7 kg ikan kering berkadar air 36,4% dengan waktu 18 jam, percobaan II 17 kg ikan basah menghasilkan 7 kg ikan kering berkadar air 32,1% dengan waktu 19 jam, percobaan III 14 kg ikan basah menghasilkan 7 kg ikan kering berkadar air 39% dengan waktu 18 jam.
Alat pengering ini mampu mencapai tekanan 73 cmHg, dengan daya pompa vakum sebesar 1/3 HP, berkapasitas 15 kg. Pada pengujian didapat rata rata 15 kg ikan segar menjadi ikan asin kering 7 kg berkadar air 35,8% dibutuhkan waktu 18,3 jam. Dengan mengacu SNI 01-2721-1992 ikan asin harus berkadar air paling tinggi 40%.
No other version available