TA DIGITAL
Determinan market power perbankan syariah di Indonesia
Penelitian ini berusaha untuk menganalisis tingkat market power serta determina market power perbankan syariah di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Bresnahan-Lau model. Market power perbankan syariah diukur dengan menggunakan total pembiayaan bank syariah. Variabel independen yang digunakan yaitu Equivalent Rate (ER), Sertifikat Bank Indonesia Syariah 3 bulan (SBIS3), Jumlah Kantor Cabang, Produk Domestik Bruto (PDB) dan Inflasi.
Metode dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Data yang digunakan adalah data triwulanan Bank Umum Syariah (BUS) periode Triwulan I tahun 2005 sampai Triwulan IV tahun 2012. Model estimasi yang digunakan adalah regresi data panel dinamis dengan pendekatan System Generalized Method of Moment (System GMM) atau estimator Blundell dan Bond. Evaluasi terhadap kualitas model dilakukan dengan pengujian validitas variabel instrumen dengan menggunakan uji Hansen serta pengujian asumsi korelasi serial pada residual. Uji hipotesis menggunakan uji Wald dan uji z.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat market power dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian, perbankan syariah mampu mempengaruhi harga sekaligus menunjukkan tingkat persaingan yang ada di pasar perbankan syariah di Indonesia. Selain itu, semua variabel Equivalent Rate (ER), Sertifikat Bank Indonesia Syariah 3 bulan (SBIS3), Jumlah Kantor Cabang, Produk Domestik Bruto (PDB) dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap market power perbankan syariah di Indonesia. Variabel Equivalent Rate (ER) dan Jumlah Kantor Cabang secara negatif berpengaruh signifikan terhadap Market Power perbankan syariah. Sedangkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah 3 bulan (SBIS3), Produk Domestik Bruto (PDB) dan Inflasi secara positif berpengaruh signifikan terhadap Market Power perbankan syariah.
No other version available