TA DIGITAL
Perhitungan Harga Sewa Ruang Pusat Perbelanjaan dengan metode Activity Based Costing pada Plasa Simpang Lima Semarang
Penulisan Tugas Akhir ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk memberikan gambaran tentang konsep Activity Based Costing yang akan dapat menghasilkan perhitungan harga pokok sewa yang lebih akurat pada Plasa Simpanglima Semarang. Kedua, Membandingkan hasil perhitungan harga sewa ruang berdasarkan metode Activity Based Costing dengan harga sewa ruang yang telah ditetapkan oleh manajemen Plasa Simpanglima Semarang. Metode Tradisional kurang sesuai lagi diterapkan di era teknologi modern seperti saat ini. Karena metode ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya ketidakmampuan menghasilkan informasi biaya yang akurat. Ketidakakuratan ini menimbulkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Informasi biaya yang tidak akurat juga akan mengakibatkan undercost atau overcost terhadap produk/jasa. Adanya berbagai kelemahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode Activity Based Costing. Activity Based Costing adalah metode penentuan harga pokok yang menelusur biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. Activity Based Costing mempunyai ciri khas yaitu jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan lebih banyak dibandingkan dengan metode Tradisional.
Metodologi penelitian yang dipergunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode komparatif (perbandingan), yaitu membandingkan antara perhitungan harga pokok dengan metode Activity Based Costing dengan harga yang telah ditentukan oleh manajemen Plasa Simpanglima, kemudian diambil kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga sewa ruang dengan metode Activity Based Costing adalah untuk sewa ruang per bulan toko Johny Andrean sebesar Rp 4.037.429,27, Pizza Hut Rp 9.194.410,67, Bakso Kumis Rp 7.810.474,90 dan Hugos Cafe Rp 30.231.632,79. Pada Metode Activity Based Costing biaya overhead pada masing – masing produk/jasa dibebankan pada beberapa cost driver yaitu : KWh terpakai, air terpakai, jumlah jam kerja, luas areal pertokoan dan luas ruang toko terpakai. Dengan demikian dalam Metode Activity Based Costing telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap ruang toko secara tepat berdasarkan konsumsi masing – masing aktivitas.
No other version available